- Arti
Khulafaur Rasyidin
Istilah Khulafaur Rasyidin
berasal dari bahasa arab, terdiri dari dua kata yaitu, Khulafa dan ar
Rasyid. Dari segi bahasa khulafa adalah bentuk jamak dari kata khalifah
yang berarti “pengganti” sedangkan rasyidin adalah bentuk jamak dari kata ar
rasyid yang berarti “yang mendapat petunjuk”.
Dengan demikian arti Khulafaur Rasyidin
menurut bahasa adalah para pengganti yang mendapat petunjuk dari Allah SWT.
Sedangkan menurut istilah, Khulafaur
Rasyidin artinya orang-orang yang ditunjuk untuk menggantikan kedudukan Nabi
Muhammad SAW sebagai kepala pemerintahan dan pemimpin umat setelah Rasulullah
meninggal.
- Nama-nama Khulafaur Rasyidin
Setelah
Rasulullah SAW meninggal dunia,
jabatan pemimpin negara digantikan oleh khalifah. Khalifah merupakan
gelar seorang yang memimpin umat Islam dan seluruh rakyat di wilayahnya.
Jabatan khalifah tidak dapat diwariskan kepada keturunannya seperti halnya raja
atau sultan.
Nama-nama khalifah yang termasuk dalam
Khulafaur Rasyidin yaitu:
1.
Abu Bakar as Siddiq (11
– 13 H / 632 – 634 M)
2.
Umar bin Khattab (13 – 23 H / 634 – 644 M)
3.
Usman bin Affan (23 – 35 H / 644 – 655 M)
4.
Ali bin Abi Thalib (35
– 40 H / 655 – 660 M)
Jadi,
ada empat orang khalifah yang termasuk
dalam Khulafaur Rasyidin. Mereka semua adalah sahabat – sahabat dekat
Rasulullah yang dapat dipercaya.
- Ibrah prestasi para Khulafaur Rasyidin.
Ibrah atau
pelajaran yang dapat diambil dari kepemimpinan Khulafaur Rasyidin adalah
meneladani prestasi-prestasi yang dicapai. Khalifah Abu Bakar as-Sidiq
merupakan salah satu sosok pemimpin yang tegas dan teguh memegang kebenaran. Khalifah
Abu Bakar as-Sidiq segera memberantas suatu gerakan yang dinilai menyimpang
dari Islam, tanpa memberi kesempatan gerakan tersebut berkembang. Ketegasan dan
keberanian serta keihlasan Abu Bakar dalam memimpin umat tersebut merupakan
pelajaran amat berharga bagi kita pemimpin dunia islam pada saat ini dan waktu
mendatang.
Klahifah
Umar bin Khatab merupakan salah satu pemimpin yang meletakkan dasar-dasar
demokrasi dalam Islam. Beliau benar-benar memperhatikan dan mengutamakan
kepentingan rakyat. Dalam pemerintahan beliau memilih pejabat yang benar-benar
ahli dan dapat dipercaya. Khalifah Umar bin Khatab juga selalu membuka diri
untuk menerima suara langsung dari rakyatnya.Namun beliau tetap tegas dalam
menegakkan hukum dan tidak pandangbulu.
Khalifah
Usman bin Affan berhasil memajukan islam melalui usaha pembukuan al-Qur’an
hingga dikenal Mushaf Usmani ,usaha
ini adalah prestasi luarbiasa yang dijadikan sebagai pedoman hidup umat manusia
di dunia . Beliau juga merupakan salah seorang pemimpin yang lemah lembut dan
sangat memperhatikan kepentingan rakyatnya. Beliau lebih suka menggunakan
pendekatan persuasif.
Adapun
Khalifah Ali bin Abi Thalib adalah seorang pemimpin yang disiplin, tegas, dan
keras dalam membela kebenaran. Dalam kondisi tertentu, khalifah Ali bin Abi
Thalib lebih mengutamakan kebenaran yang diyakininya daripada persatuan.
Khalifah Ali bin Abi Thalib juga sangat menjunjung tinggi keputusan yang sudah
menjadi kesepakatan mayoritas.
Secara umum, ibrah dari
prestasi khulafaur Rasyidin antara lain :
1.
Ketakwaannya.
Para
Khulafaurrasyidin adalah sebagai sosok muslim yang paling takut kepada Allah
SWT. Ketaqwannya kepada Allah SWT tidak dapat diragukan lagi. Mereka sebagai
contoh kaum muslimin dalam menjalankan syariat Islam. Mereka adalah manusia
yang paling dekat kepada Allah SWT paling rajin beribadah , dan orang yang
paling takut berbuat maksiat kepada Allah swt serta orang yang paling lembut
hatinya ketika dinasehati, tetapi paling keras dalam mempertahankan prinsip.
2.
Kesederhanaannya.
Para Khulafaurrasyidin kehidupan
sehari-harinya sebagaimana kebanyakan manusia kaum muslimin pada umumnya.
Pakaian makanan , rumah dan gaya kehidupannya tidak berbeda dengan kaum
muslimin pada umumnya. Sehingga waktu utusan raja Romawi ingin bertemu dengan
khalifah Umar, ia sendiri sedang mengaduk semen. Rumah khalifah Umar binKhatab
yang tidak berbeda dengan rumah penduduk pada umumnya.
3.
Aspiratif (Suka menerima sumbangsaran
dan masukan)
Suatu hari ketika Khalifah Umar sedang
berceramah dihadapan umat dan memberi tausyiyahnya ,tiba-tiba seorang rakyat
jelata mengatakan kepada Khalifah Umar: Aku akan meluruskan dengan pedang ini
jika engkau menyimpang . Dengan senyum Khalifah Umar menjawab :
Alhamdulillah,masih ada kaum muslimin yang bersedia meluruskan Umar. Umar juga
pernah meminta pendapat dari seorang ibu tentang berapa lama sebaiknya ada
pergiliran tugas bagi tentara muslim. Oleh ibu tersebut dijawab 4 bulan. Umar
akhirnya mengambil keputusan dari masukan seorang ibu tersebut.
4.
Menghormati hukum.
Khalifah Ali pernah kalah di pengadilan
dalam perkara tuntutan atas hak pakaian perangnya yang hilang dan ditemukan
oleh seorang Yahudi. Hakim menolak klaim khalifah Ali karena hanya mendatangkan
saksi anaknya, Hasan. Karena keadilan tersebut orang Yahudi itu masuk Islam dan
mengaku bahwa ia menemukan pakaian perang itu di tempat umum. Tetapi
khalifahAli enggan menerimanya karena ia sudah kalah di pengadilan.
5.
Kezuhudannya
Zuhud artinya menjadikan dunia
ada ditangannya, bukan dihatinya.Para khulafaurrasyidin tidak ada yang
menjadikan kekuasaanya untuk menimbun harta , menindas yang lemah, dan berbuat
zalim kepada kelompok lain. Bahkan mereka bukan sosok yang ambisius. Sesaat
setelah khalifah Usman meninggal,Ali sempat menolak untuk menjabat khalifah
karena kaum muslimin dalam kekacauan. Namun karena ditunjuk oleh kaum muslimin
, bahkan secara aklamasi dibaiat oleh sahabat-sahabat terkemuka Rasulullah SAW
iapun bersedia menjabat. Abdullah bin Umar , putra Umar bin Khatab misalnya
tidak bersedia menjadi hakim karena ia ingin konsentrasi mengajarkan ilmunya
kepada para pelajar.
6.
Menegakan hukum tanpa pandang bulu dan
berprilaku adil
Khalifah Umar pernah menghukum anak Amru bin Ash yang
memukul orang Qibty (warga asli Mesir beragama Nasrani) karena kalah balapan
pacuan kuda. Karena tidak terima dipukul anak Gubernur Mesir itu, ia
melapor ke Umar. Khalifah Umar memanggil
Amru bin Ash, gubernur Mesir dan anaknya .Setelah dihadapannya Khalifah Umar
mengatakan:Apakah kalian akan memperbudak mereka sedangkan mereka dilahirkan
dalam keadaaan merdeka?
7.
Mengutamakan kepentingan Umum
Umar bin Khatab mengatakan kepada para sahabatnya yang
mengusulkan agar Abdullah bin Umar diangkat sebagai hakim: Demi Allah, Abdullah
bin Umar tidak akan menjadi pejabat selama Umar masih hidup.
d. Meneladani gaya kepemimpinan
Khulafaur Rasyidin
Khulafaur
Rasyidin yang terdiri atas empat sahabat Nabi Muhammad SAW mempunyai
karakteristik yang berbeda-beda. Khalifah Abu Bakar as-Sidiq mempunyai
karakter lembut dan tegas. Dalam suasana negara yang kacau, pemimpin
berkarakter seperti Khalifah Abu Bakar as-Sidiq sangat diperlukan. Dengan
kelembutannya, khalifah Abu Bakar as-Sidiq dapat menginsyafkan orang-orang yang
terbujuk berbuat makar. Sementara itu, orang-orang yang bersikap merongrong
dihadapi secara tegas oleh Khalifah Abu Bakar as-Sidiq..
Pada masa
khalifah Umar bin Khatab, situasi negara lebih aman. Dalam kondisi itu, perlu
pemimpin yang mempunyai karakter seperti Khalifah Umar bin Khatab, yaitu
cerdas, tegas dan mengutamakan kepentingan rakyat. Kecerdasan Umar bin Khatab
sangat diperlukan untuk membangun dasar-dasar kemasyarakatan yang islami.
Situasi
negara pada masa Khalifah Usman bin Affan benar-benar sudah aman. Kemakmuran
sudah tercapai di segenap lapisan masyarakat. Dalam kondisi seperti itu,
karakter pemimpin yang saleh, penyantun, dan sabar sangat diperlukan. Dengan
karakter seperti Khalifah Usman bin Affan tersebut, kemakmuran rakyat dapat
tercapai, baik jasmani maupun rohani.
Pada masa peralihan kekuasaan dari Khalifah
Usman bin Affan kepada Khalifah Ali bin Abi Thalib, kekacauan kembali terjadi.
Dalam kondisi negara seperti itu, karakter pemimpin yang tegas dan mengutamakan
kebenaran sangat diperlukan. Khalifah Ali bin Abi Thalib mempunyai karakter
yang tepat. Ketegasan khalifah Ali bin Abi Thalib dalam membela kebenaran mirip
dengan khalifah Umar bin Khatab.
Secara umum mereka dapat
berhasil dalam memimpin negara berprinsip pada beberapa hal yaitu :
1. Mereka adalah pribadi ulama yang umara dan umara yang ulama.Artinya
kepribadian dan sifat ulama yang ada pada para pemimpin bangsa dan kepribadian
pemimpinyang ada pada seorang ulama. Abu Bakar adalah pemimpin sekaligus ulamanya
kaum muslimin. Jauh hari sebelum menjadi khalifah, ia dikenal sebagai ulama yang negarawan . Begitu juga Umar bin
Khatab ,Usman bin Affan, dan Ali bin Abi Talib. Tidak mengherankan jika mereka
menjadi khalifah juga sekaligus imam masjid dan gurunya kaum muslimin dalam
urusan agama dan dunia.
2. Kekuasaan adalah sarana pemberi hidayah
Para khalifah tersebut tidak menjadikan
kekuasaanya untuk kepentingan dirinya dan keluargaanya atau kelompoknya. Mereka
hanya menjadikan kekuasaanya untuk menyeru manusia agar menyembah Allah SWT
menyerukan kebaikan dan mencegah kemunkaran.
3. Pemerintah berdasarkan musyawarah /demokrasi
Keempat khalifah dalam memutuskan
perkara berkaitan dengan pengaturan pemerintah dan undang-undang berdasarkan
prinsip musyawarah dengan para cendekiawan dan para ulama.
4. Tegaknya keadilan bagi seluruh
manusia.
Umar pernah mendapat pengaduan seorang
uskup di Palestina, yang gerejanya sebagaian digusur untuk perluasan masjid
Aqsha. Ketika ia mengadu kepada khalifah Umar, khalifah Umar hanya memberikan
tulang yang digores agar disampaikan kepada uskup tadi kepada Gubernur
Syam.Sesampainya di Palestina uskup tersebut menyampaikan apa menjadi titipan
Umar. Setelah itu barulah gubernur Syam menyadari kekeliruannya dan menghentikan
penggusuran terhadap sebagaian kompleks gereja.
5. Amanat terhadap Baitul Mal
Baitul Mal adalah lembaga penyimpan
kekayaan kaum muslimin. Pada masa khulafaurrrasyidin, mereka sangat
berhati-hati dalam menggunakan Baitul Mal ,takut bercampur dengan kepentingan
pribadi. Ali bin Abi Talib pernah menolak saudaranya Aqil bin Abi Talib yang
memintanya sesuatu dari Baitul Mal dan berkata :Apakah engkau menghendaki agar
Allah SWT membakar diriku di neraka jahannam karena memberimu sesuatu dari harta milik kaum muslimin ?.
Cerita lain, ketika ada usulan agar khalifah Ali memanfaatkan harta di Baitul
Mal untuk persiapan menghadapi pembangkangan Muawiyah, ia berkata : apakah
kalian memerintahkan aku mencari kemenangan dengan kezaliman ? Demi Allah, aku
tidak akan melakukan itu selama matahari terbit dan selama masih ada bintang di
langit .
Hampir semua khalifah mengembalikan
gajinya sebagai kepala negara yang pernah diterimanya di Baitul Mal.. Mereka
mencukupi kebutuhan hidupnya dari usaha lain terutama dari perdagangan atau
bisnisnya sendiri.
6. Pemerintahan tanpa fanatisme kesukuan atau kekeluargaan
Jika penguasa atau pejabat mengangkat
saudara atau kerabatnya menjadi pejabat sudah menjadi kebiasaan. Tetapi
khalifah Abu Bakar , Umar, Ali tidak pernah menunjuk kerabatnya menjadi pejabat
negara. Bahkan Umar melarang anaknya menjadi hakim pada hal atas usul sahabat
terkemuka dan Abdullah bin Umar sendiri seorang ulama yang terkenal keilmuan
dan ketakwaaannya.
7. Kekuasaan Undang-Undang diatas kekuasaan
pemimpin.
Adalah hal yang
biasa khalifah dipengadilan oleh rakyat jelata. Ali bin Abi Talib pernah kalah dalam dalam sengketa
baju perang dengan orang Yahudi di Pengadilan. Umar bin Khatab kalah
dipengadilan dalam sengketa tanah dengan Ubay bin Kaab.
8. Tegaknya demokrasi
Artinya
terwujudnya kemerdekaan untuk memberi nasehat dan mengkritik serta mengeluarkan pendapat. Para khalifah
tidak pernah menutup diri dari rakyat,tetapi sering kali mereka duduk bersama
anggota ahli musyawarah dan biasa mendengarkan kritik rakyat.Para khalifah juga
imam masjid dan bisa berjamaah di masjid lima waktu.