a.
Perkembangan Ilmu Pengetahuan
Pada masa
Dinasti Umayyah, kota Basrah dan Kuffah dijadikan sebagai pusat kegiatan
Ilmiah. Perkembangan ilmu pengetahuan ditandai dengan munculnya ilmuwan-ilmuwan
di berbagai bidang dan disiplin ilmu. Khalid bin bin Yazid bin Muawiyah adalah
orang pertama yang yang menerjemahkan buku tentang astronomi, kedokteran dan
kimia. Disamping itu, Khalid bin Yazid juga terkenal
sebagai penyair dan orator.
Pada masa pemerintahan Umar bin Abdul
Aziz, beliau sering mengundang para ulama dan Fuqaha ke Istana untuk mengkaji
Ilmu dalam berbagai majelis. Ulama-ulama yang muncul pada waktu itu antara lain
Hasan Al Basri, Ibnu Zihab AA Zuhri dan Wasil bin Ata’.
Pada masa Pemerintahan Abdul Malik
bin Marwan, bahasa Arab digunakan sebagai bahasa Administrasi negara.
Penggunaan bahasa Arab yang makin luas membutuhkan suatu panduan kebahasaan
yang dapat dipergunakan oleh semua golongan. Hal itu mendorong lahirnya seorang
bangsawan yang bernama Sibawaih. Ia mengarang sebuah buku yang berisi
pokok-pokok kaidah bahasa Arab yang berjudul al-Kitab. Buku tersebut bahkan
termasyhur hingga saat ini. Ilmu pengetahuan pada masa Dinasti Umayyah dibagi
menjadi beberapa bidang;
1.
Bidang Pendidikan
Berbagai Ilmu Pengetahuan
telah berkembang pesat pada Dinasti Umayyah. Cabang-cabang ilmu yang berkembang
pada saat itu antara lain;
a. Ilmu Agama (Al Ulumul Islamiyah) yang
meliputi;
v Ilmu Qiro’at (ilmu membaca Al-Qur’an)
v Ilmu Tafsir
v Ilmu Hadits
v Ilmu Nahwu dan Sharaf
v Ilmu Tarikh
b.
Ilmun Pengetahuan Umum (Al
Ulumul Dakhliyah)
v Ilmu Kimia
v Ilmu Kedokteran
v Ilmu Bumi
v Ilmu Astronomi
2.
Bidang Seni
a.
Seni rupa
Seni rupa yang berkembang
adalah seni ukir dan pahat. Saat itu banyak ayat Al Qur’an, Hadits Nabi yang di
ukir di tembok masjid serta istana raja.
b.
Seni Suara
Seni suara yang berkembang antara lain, Qiroatul Qur’an
dan Qisidah.
3.
Bidang Sastra
Bidang kesusastraan juga
mengalami kemajuan. Hal itu ditandai dengan munculnya
sastrawan –sastrawan seperti;
1)
Qays bin Mulawah, termasyhur
dengan sebutan Laila Majnun (wafat 649 M)
2)
Jamil Al Uzri (wafat 701 M)
3)
Al Akhtal (wafat 710 M)
4)
Umar bin Abi Rabi’ah (wafat 719
M)
5)
Al Farazdag (wafat 756 M)
6)
Ibnu Muqaffa (wafat 756 M)
7)
Jarir (wafat 792 M)
Pembangunan fisik pada masa Dinasti
Umayyah juga mendapat perhatian yang besar. Dengan berpindahnya pusat kekuasaan
keluar dari jazirah Arab, pembangunan fisik juga berpusat di Jazirah Arab saja.
Usaha yang dilakukan oleh Dinasti Umayyah dalam kaitannya dengan pelestarian
bangunan bersejarah antara lain sebagai berikut;
1.
Mengubah st. john di Damaskus
menjadi Masdij
2.
Menggunakan katedral Hims sebagai gereja sekaligus masjid
3.
Merenovasi masjid Nabawi
4. Membangun istana Qusayr Amrah dan Istana
Al Mustafa yang digunakan sebagai tempat peristirahatan di padang pasir.
Peninggalan-peninggalan
tersebut menunjukkan bukti bahwa pada masa Bani Umayyah umat islam sudah
mencapai tingkat peradaban yang tinggi.
b.
Ibrah Perkembangan Kebudayaan/ Peradaban Islam Masa Dinasti Umayyah
Masa pemerintahan Dinasti Umayyah
menunjukkan pentingnya stabilitas politik negara sebagai modal untuk
mengembangkan kekuasaannya. Setelah stabilitas politik tercapai, pembangunan
diberbagai bidang digalakkan.
Bukti-bukti peninggalan bersejarah
dari masa Dinasti Umayyah menunjukkan bahwa pada masa itu umat islam sudah
mencapai tingkat peradaban yang tinggi. Hal itu menjadi cikal bakal perkembangan ilmu pengetahuan yang ada saat
ini.,Yang menjadi pembelajaran berharga dari perkembangan kebudayaan masa
Daulah Umayah ini adalah:
1).Sikap
keuletan dan semangat para ulama dalam mencari dan menggali serta mengembangkan ilmu pengetahuan yang tak
mengenal lelah.
2).Ketekunan para ulama dalam melakukan
ijtihad dan keihlasan para pemimpin yang tanpa pamrih memperjuangkan dan
memajuakan islam.
Dari ibrah
tersebut, umat islam selayaknya berusaha keras untuk mengembangkan ilmu
pengetahuan sehingga islam kembali mencapai kejayaan.
No comments:
Post a Comment