Monday, February 18, 2013

IBRAH PRESTASI DAN GAYA KEPEMIMPINAN KHULAFAURRASYIDIN


  1. Arti Khulafaur Rasyidin
Istilah Khulafaur Rasyidin berasal dari bahasa arab, terdiri dari dua kata yaitu, Khulafa dan ar Rasyid. Dari segi bahasa khulafa adalah bentuk jamak dari kata khalifah yang berarti pengganti sedangkan rasyidin adalah bentuk jamak dari kata ar rasyid yang berarti yang mendapat petunjuk”.
Dengan demikian arti Khulafaur Rasyidin menurut bahasa adalah para pengganti yang mendapat petunjuk dari Allah SWT.
Sedangkan menurut istilah, Khulafaur Rasyidin artinya orang-orang yang ditunjuk untuk menggantikan kedudukan Nabi Muhammad SAW sebagai kepala pemerintahan dan pemimpin umat setelah Rasulullah meninggal.

  1.  Nama-nama Khulafaur Rasyidin
Setelah  Rasulullah SAW meninggal dunia,  jabatan pemimpin negara digantikan oleh khalifah. Khalifah merupakan gelar seorang yang memimpin umat Islam dan seluruh rakyat di wilayahnya. Jabatan khalifah tidak dapat diwariskan kepada keturunannya seperti halnya raja atau sultan.
Nama-nama khalifah yang termasuk dalam Khulafaur Rasyidin yaitu:
1.      Abu Bakar as Siddiq         (11 – 13 H / 632 – 634 M)
2.      Umar bin Khattab             (13 – 23 H / 634 – 644 M)
3.      Usman bin Affan              (23 – 35 H / 644 – 655 M)
4.      Ali bin Abi Thalib             (35 – 40 H / 655 – 660 M)
            Jadi, ada empat  orang khalifah yang termasuk dalam Khulafaur Rasyidin. Mereka semua adalah sahabat – sahabat dekat Rasulullah yang dapat dipercaya.

  1. Ibrah  prestasi para Khulafaur Rasyidin.
Ibrah atau pelajaran yang dapat diambil dari kepemimpinan Khulafaur Rasyidin adalah meneladani prestasi-prestasi yang dicapai. Khalifah Abu Bakar as-Sidiq merupakan salah satu sosok pemimpin yang tegas dan teguh memegang kebenaran. Khalifah Abu Bakar as-Sidiq segera memberantas suatu gerakan yang dinilai menyimpang dari Islam, tanpa memberi kesempatan gerakan tersebut berkembang. Ketegasan dan keberanian serta keihlasan Abu Bakar dalam memimpin umat tersebut merupakan pelajaran amat berharga bagi kita pemimpin dunia islam pada saat ini dan waktu mendatang.
Klahifah Umar bin Khatab merupakan salah satu pemimpin yang meletakkan dasar-dasar demokrasi dalam Islam. Beliau benar-benar memperhatikan dan mengutamakan kepentingan rakyat. Dalam pemerintahan beliau memilih pejabat yang benar-benar ahli dan dapat dipercaya. Khalifah Umar bin Khatab juga selalu membuka diri untuk menerima suara langsung dari rakyatnya.Namun beliau tetap tegas dalam menegakkan hukum dan tidak pandangbulu.
Khalifah Usman bin Affan berhasil memajukan islam melalui usaha pembukuan al-Qur’an hingga dikenal Mushaf Usmani ,usaha ini adalah prestasi luarbiasa yang dijadikan sebagai pedoman hidup umat manusia di dunia . Beliau juga merupakan salah seorang pemimpin yang lemah lembut dan sangat memperhatikan kepentingan rakyatnya. Beliau lebih suka menggunakan pendekatan persuasif.
Adapun Khalifah Ali bin Abi Thalib adalah seorang pemimpin yang disiplin, tegas, dan keras dalam membela kebenaran. Dalam kondisi tertentu, khalifah Ali bin Abi Thalib lebih mengutamakan kebenaran yang diyakininya daripada persatuan. Khalifah Ali bin Abi Thalib juga sangat menjunjung tinggi keputusan yang sudah menjadi kesepakatan mayoritas.
Secara umum, ibrah dari prestasi khulafaur Rasyidin antara lain :
1.      Ketakwaannya.
      Para Khulafaurrasyidin adalah sebagai sosok muslim yang paling takut kepada Allah SWT. Ketaqwannya kepada Allah SWT tidak dapat diragukan lagi. Mereka sebagai contoh kaum muslimin dalam menjalankan syariat Islam. Mereka adalah manusia yang paling dekat kepada Allah SWT paling rajin beribadah , dan orang yang paling takut berbuat maksiat kepada Allah swt serta orang yang paling lembut hatinya ketika dinasehati, tetapi paling keras dalam mempertahankan prinsip.
2.      Kesederhanaannya.
Para Khulafaurrasyidin kehidupan sehari-harinya sebagaimana kebanyakan manusia kaum muslimin pada umumnya. Pakaian makanan , rumah dan gaya kehidupannya tidak berbeda dengan kaum muslimin pada umumnya. Sehingga waktu utusan raja Romawi ingin bertemu dengan khalifah Umar, ia sendiri sedang mengaduk semen. Rumah khalifah Umar binKhatab yang tidak berbeda dengan rumah penduduk pada umumnya.
3.      Aspiratif (Suka menerima sumbangsaran dan masukan)
Suatu hari ketika Khalifah Umar sedang berceramah dihadapan umat dan memberi tausyiyahnya ,tiba-tiba seorang rakyat jelata mengatakan kepada Khalifah Umar: Aku akan meluruskan dengan pedang ini jika engkau menyimpang . Dengan senyum Khalifah Umar menjawab : Alhamdulillah,masih ada kaum muslimin yang bersedia meluruskan Umar. Umar juga pernah meminta pendapat dari seorang ibu tentang berapa lama sebaiknya ada pergiliran tugas bagi tentara muslim. Oleh ibu tersebut dijawab 4 bulan. Umar akhirnya mengambil keputusan dari masukan seorang ibu tersebut.
4.      Menghormati hukum.
Khalifah Ali pernah kalah di pengadilan dalam perkara tuntutan atas hak pakaian perangnya yang hilang dan ditemukan oleh seorang Yahudi. Hakim menolak klaim khalifah Ali karena hanya mendatangkan saksi anaknya, Hasan. Karena keadilan tersebut orang Yahudi itu masuk Islam dan mengaku bahwa ia menemukan pakaian perang itu di tempat umum. Tetapi khalifahAli enggan menerimanya karena ia sudah kalah di pengadilan.
5.      Kezuhudannya
Zuhud artinya menjadikan dunia ada ditangannya, bukan dihatinya.Para khulafaurrasyidin tidak ada yang menjadikan kekuasaanya untuk menimbun harta , menindas yang lemah, dan berbuat zalim kepada kelompok lain. Bahkan mereka bukan sosok yang ambisius. Sesaat setelah khalifah Usman meninggal,Ali sempat menolak untuk menjabat khalifah karena kaum muslimin dalam kekacauan. Namun karena ditunjuk oleh kaum muslimin , bahkan secara aklamasi dibaiat oleh sahabat-sahabat terkemuka Rasulullah SAW iapun bersedia menjabat. Abdullah bin Umar , putra Umar bin Khatab misalnya tidak bersedia menjadi hakim karena ia ingin konsentrasi mengajarkan ilmunya kepada para pelajar.
6.      Menegakan hukum tanpa pandang bulu dan berprilaku  adil
Khalifah Umar pernah menghukum anak Amru bin Ash yang memukul orang Qibty (warga asli Mesir beragama Nasrani) karena kalah balapan pacuan kuda. Karena tidak terima dipukul anak Gubernur Mesir itu, ia melapor  ke Umar. Khalifah Umar memanggil Amru bin Ash, gubernur Mesir dan anaknya .Setelah dihadapannya Khalifah Umar mengatakan:Apakah kalian akan memperbudak mereka sedangkan mereka dilahirkan dalam keadaaan merdeka?
7.      Mengutamakan kepentingan Umum
Umar bin Khatab mengatakan kepada para sahabatnya yang mengusulkan agar Abdullah bin Umar diangkat sebagai hakim: Demi Allah, Abdullah bin Umar tidak akan menjadi pejabat selama Umar masih hidup.

d. Meneladani gaya kepemimpinan Khulafaur Rasyidin
Khulafaur Rasyidin yang terdiri atas empat sahabat Nabi Muhammad SAW mempunyai karakteristik yang berbeda-beda. Khalifah Abu Bakar as-Sidiq mempunyai karakter lembut dan tegas. Dalam suasana negara yang kacau, pemimpin berkarakter seperti Khalifah Abu Bakar as-Sidiq sangat diperlukan. Dengan kelembutannya, khalifah Abu Bakar as-Sidiq dapat menginsyafkan orang-orang yang terbujuk berbuat makar. Sementara itu, orang-orang yang bersikap merongrong dihadapi secara tegas oleh Khalifah Abu Bakar as-Sidiq..
Pada masa khalifah Umar bin Khatab, situasi negara lebih aman. Dalam kondisi itu, perlu pemimpin yang mempunyai karakter seperti Khalifah Umar bin Khatab, yaitu cerdas, tegas dan mengutamakan kepentingan rakyat. Kecerdasan Umar bin Khatab sangat diperlukan untuk membangun dasar-dasar kemasyarakatan yang islami.
Situasi negara pada masa Khalifah Usman bin Affan benar-benar sudah aman. Kemakmuran sudah tercapai di segenap lapisan masyarakat. Dalam kondisi seperti itu, karakter pemimpin yang saleh, penyantun, dan sabar sangat diperlukan. Dengan karakter seperti Khalifah Usman bin Affan tersebut, kemakmuran rakyat dapat tercapai, baik jasmani maupun rohani.
   Pada masa peralihan kekuasaan dari Khalifah Usman bin Affan kepada Khalifah Ali bin Abi Thalib, kekacauan kembali terjadi. Dalam kondisi negara seperti itu, karakter pemimpin yang tegas dan mengutamakan kebenaran sangat diperlukan. Khalifah Ali bin Abi Thalib mempunyai karakter yang tepat. Ketegasan khalifah Ali bin Abi Thalib dalam membela kebenaran mirip dengan khalifah Umar bin Khatab.
Secara umum mereka dapat berhasil dalam memimpin negara berprinsip pada beberapa hal yaitu :
   1.  Mereka adalah pribadi  ulama yang umara dan umara yang ulama.Artinya kepribadian dan sifat ulama yang ada pada para pemimpin bangsa dan kepribadian pemimpinyang ada pada seorang ulama. Abu Bakar adalah pemimpin sekaligus ulamanya kaum muslimin. Jauh hari sebelum menjadi khalifah, ia dikenal sebagai  ulama yang negarawan . Begitu juga Umar bin Khatab ,Usman bin Affan, dan Ali bin Abi Talib. Tidak mengherankan jika mereka menjadi khalifah juga sekaligus imam masjid dan gurunya kaum muslimin dalam urusan agama dan dunia.
    2.  Kekuasaan adalah sarana pemberi hidayah
Para khalifah tersebut tidak menjadikan kekuasaanya untuk kepentingan dirinya dan keluargaanya atau kelompoknya. Mereka hanya menjadikan kekuasaanya untuk menyeru manusia agar menyembah Allah SWT menyerukan kebaikan dan mencegah kemunkaran.
    3.  Pemerintah berdasarkan musyawarah /demokrasi
Keempat khalifah dalam memutuskan perkara berkaitan dengan pengaturan pemerintah dan undang-undang berdasarkan prinsip musyawarah dengan para cendekiawan dan para ulama.
    4.  Tegaknya keadilan bagi seluruh manusia.
Umar pernah mendapat pengaduan seorang uskup di Palestina, yang gerejanya sebagaian digusur untuk perluasan masjid Aqsha. Ketika ia mengadu kepada khalifah Umar, khalifah Umar hanya memberikan tulang yang digores agar disampaikan kepada uskup tadi kepada Gubernur Syam.Sesampainya di Palestina uskup tersebut menyampaikan apa menjadi titipan Umar. Setelah itu barulah gubernur Syam menyadari kekeliruannya dan menghentikan penggusuran terhadap sebagaian kompleks gereja.
   5.  Amanat terhadap Baitul Mal
Baitul Mal adalah lembaga penyimpan kekayaan kaum muslimin. Pada masa khulafaurrrasyidin, mereka sangat berhati-hati dalam menggunakan Baitul Mal ,takut bercampur dengan kepentingan pribadi. Ali bin Abi Talib pernah menolak saudaranya Aqil bin Abi Talib yang memintanya sesuatu dari Baitul Mal dan berkata :Apakah engkau menghendaki agar Allah SWT membakar diriku di neraka jahannam karena memberimu  sesuatu dari harta milik kaum muslimin ?. Cerita lain, ketika ada usulan agar khalifah Ali memanfaatkan harta di Baitul Mal untuk persiapan menghadapi pembangkangan Muawiyah, ia berkata : apakah kalian memerintahkan aku mencari kemenangan dengan kezaliman ? Demi Allah, aku tidak akan melakukan itu selama matahari terbit dan selama masih ada bintang di langit .
Hampir semua khalifah mengembalikan gajinya sebagai kepala negara yang pernah diterimanya di Baitul Mal.. Mereka mencukupi kebutuhan hidupnya dari usaha lain terutama dari perdagangan atau bisnisnya sendiri.
      6.   Pemerintahan tanpa fanatisme  kesukuan atau kekeluargaan
Jika penguasa atau pejabat mengangkat saudara atau kerabatnya menjadi pejabat sudah menjadi kebiasaan. Tetapi khalifah Abu Bakar , Umar, Ali tidak pernah menunjuk kerabatnya menjadi pejabat negara. Bahkan Umar melarang anaknya menjadi hakim pada hal atas usul sahabat terkemuka dan Abdullah bin Umar sendiri seorang ulama yang terkenal keilmuan dan ketakwaaannya.
    7.    Kekuasaan Undang-Undang diatas kekuasaan pemimpin.
  Adalah hal yang biasa khalifah dipengadilan oleh rakyat jelata. Ali bin Abi     Talib pernah kalah dalam dalam sengketa baju perang dengan orang Yahudi di Pengadilan. Umar bin Khatab kalah dipengadilan dalam sengketa tanah dengan Ubay bin Kaab.
    8.    Tegaknya demokrasi
  Artinya terwujudnya kemerdekaan untuk memberi nasehat dan mengkritik  serta mengeluarkan pendapat. Para khalifah tidak pernah menutup diri dari rakyat,tetapi sering kali mereka duduk bersama anggota ahli musyawarah dan biasa mendengarkan kritik rakyat.Para khalifah juga imam masjid dan bisa berjamaah di masjid lima waktu.

3 comments: