Sunday, February 17, 2013

TEKNOLOGI, MEDIA, DAN BAHAN AJAR DI KAITKAN DENGAN MATA PELAJARANN SKI 1. Pengertin Teknologi Secara etimologi kata teknologi berasal dari bahasa Yunani technologia. Techne artinya kemampuan dan logia artinya ungkapan. Secara istilah, menurut Wikipedia (2006), teknologi merupakan istilah yang luas berkaitan dengan pemanfaatan dan pengetahuan tentang perkakas dan ketrampilan. Kalau pada teknologi pengajaran atau pembelajaran, yang merupakan pemanfaatan dan pengetahuan spesifik dari peralatan dan ketrampilan dalam pendidikan. Ketika seorang guru menggunakan video, komputer,LCD, atau internet untuk pembelajaran perangkat-peangkat tersebut di anggap sebagai teknologi pengajaran. Selama ini memang masih ada sebagian guru memiliki anggapan bahwa penggunaan teknologi dalam pengajaran justru malah merepotkan dan bukan solusi terbaik. Hal itu karena mereka masih” buta” terhadap teknologi, sehingga membuat mereka enggan untuk belajar teknologi dan menggunakanya dalam pembelajaran. Sembari belajar sejarah, siswa secara kolaborasi menyaksika film-film dokumenter, video atau serial perjalanan religi. Tujuanya adalah agar para siswa belajar menafsirkan artefak seperti yang di lakukan para sejarawan, dari pada hanya sekedar menhafal nama dan tanggal. Selain itu agar para siswa juga memiliki rasa sejarah. Perkembangan teknologi yang ber kembang demikian canggih seperti saat ini membuat siswa tidak lagi di batasi oleh halangan ruang kelas. Elalui jaringan komputer dan pusat media madrasah seperti internet, dunia menjadi ruang kelas bagi setiap siswa. 2. Pengertian Media Secara etimologi media merupakan bentuk jamak dari kata yang berasal dari bahasa latin “medium” yang berarti antara, perantara. Secara istilah media merujuk pada apa saja yang membawa informasi antara sumber dan sebuah penerima. Adapun tujuan dari media adalah untuk memudahkan komunikasi dan belajar. Dan media itu dapat di kategorikan menjadi 6 media dasar, yaitu: teks, audio, visual, video, perekayasa (manipulative) benda-benda, dan orang-orang. 3. Pengertian Bahan Ajar Bahan ajar merupakan benda-benda spesifik yang di gunakan dalam sebuah pembelajaran yang dapat mempengaruhi kegiatan belajar siswa. Sebagai contoh adalah bab dalam buku yang biasa kita baca.dan bab itu biasanya terdiri dari informasi tertulis (teks), visual, dan latihan belajar yang ada di akhir bab. Teks, visual dan latihan itulah yang di sebut bahan bahan ajar. Rancangan dan pemanfaatan bahan-bahan ajar sangat penting, karena interaksi siswa dengan bahan-bahan itulah yang menciptakan dan memperkuat belajar siswa. Jika bahan-bahan ini lemah, tidak tersusun semestinya, atau di atur dalam susunan yang buruk, maka akan menghasilkan belajar yang kurang maksimal. Bahan-bahan ajar yang di rancang dengan baik dapat di buat, disimpan, digunakan kembali, dan di manfaatkan dalam berbagai cara. Dari definisi sumber belajar tersebut di atas, kita dapat mengetahui bahwa bahan ajar adalah bagian dari sumber belajar. Bahan ajar merupakan seperangkat materi/substansi pembelajaran(teaching material) yang di susun secara sisematis, menampilkan sosok utuh dari kompetensi yang akan dicapai peserta ddik dalam pembelajaran. 4. Kaitan antara Teknologi, Media, dan Bahan Ajar dengan pembelatjaran SKI Teknologi, media dan bahan ajar kalau di kaitkan dengan mata pelajaran sejarah kebudayaan Islam, memang sangat banyak manfaatnya dan bahkan perlu di pergunakan. Karena dari pengalaman saya mengajar selama ini , peserta didik saat mengikuti pembelajaran selalu merasa tidak suka walaupun ada di antara mereka itu yang suka. Tapi kalau dibandingkan antara peserta didik yang suka dan yang tidak itu banyak yang tidak suka. Dan kalau saya tanya jawabnya selalu jenuh karena banyak sekali materi yang menjelaskan tentang tahun, tokoh, tempat-tempat dan masih banyak lagi yang harus ia hafal. Untuk menumbuhkan kesenangan peserta didik terhadap mata pelajaran sejarah kebudayaan Islam maka hendaknya para guru agar memanfaatkan teknologi untuk pembelajaran sejarah kebudayaan Islam. Sebagaimana yang sudah di lakukan oleh beberapa guru dengan cara memperlihatkan film-film yang sesuai dengam mata pelajan yang ada. Karena sudah bayak terbukti bahwa anak yang di beri pelajaran hanya dengan mendengarkan saja akan cepat lupa, tapi kalau dengan melihat dan mendengar para peserta didik akan selalu mengingatnya. Beberapa penelitan membuktikan bahwa perhatian anak didik berkuran bersamaan dengan berlalunya waktu. Penelitian polio (1984) menunjukkan bahwa siswa dalam ruang kelas hanya memperhatikan pelajaran sekitar 40% dari waktu pembelajaran yang tersedia. Sementara penelitian Mc Keachie (1986) menyebutkan bahwa dalam sepuluh menit pertama perhatian siswa dapat mencapai 70%, dan berkurang sampai menjadi 20% pada waktu 20 menit terakhir. Kondisi di atas merupakan kondisi umum yang sering terjadi di lingkungan sekolah. Hal ini menyebabkan seringnya terjadi kegagalan dalam dunia pendidikan kita, terutma disebabkan anak didik di rung kelas lebih banyak menggunakan indra pendengaranya dibandingkan visual, sehingga apa yang di pelajari di kelas tersebut cenderung untuk di lupakan. Sebagaimana yang di ungkapkan Konfucius: “Apa yang saya dengar, saya lupa” “Apa yang saya lihat, saya ingat” “Apa yang saya lakukan, saya paham” Ketiga pertanyaa ini menekankan pada pentingya belajar aktif agar apa yang di pelajari dibangku sekolah tidak menjadi suatu hal yang sia-sia. Ada beberapa alasan yang di kemukakan mengenai penyebab mengapa kebanyakan orang cenderung melupakan apa yang mereka dengar. Salah satu jawaban yang menarik adalah karena adanya perbedaan antara kecepatan bicara guru dengan tingkat kemampuan siswa mendengarkan apa yang disampaikan guru. Kebanyakan guru berbicara sekitar 100-200 kata per menit, sementara anak didik hanya mampu mendengarkan 50-100 kata per menitnya (setengah dari apa yang dikemukakan guru ), karena siswa mendengarkan penjelasan guru sambil berpikir. Kerja otak manusia tidak sama dengan tape recorder yang mampu merekam suara sebanyak apa yang di ucapkan dengan waktu yang sama dengan waktu pengucapan. Otak manusa selalu mempertanyakan setiap informasi yang masuk ke dalamnya, dan otak juga memproses setiap informasi yang masuk ke dalamnya, dan otak juga yang memproses setiap informasi yang ia terima, sehingga perhatian tidak dapat tertuju pada stimulus secara menyeluruh. Hal ini menyebabkan tidak semua yang di pelajari dapat di ingat dengan baik. Dengan adanya penambahan visual pada proses pembelajaran dapat menaikka ingatan sampai 171% dari ingatan semula. Dengan penambahan visual disamping auditori dalam pembelajaran, kesan yang masuk dalam diri anak didik semakin kuat sehingga dapat bertahan lebih lama dibandingkan dengan hanya menggunakan audio (pendengaran) saja. Hal ini di sebabkan karena fungsi sensasi perhatian yang di miliki siswa saling menguatkan, apa yang di dengar di kuatkan oleh penglihatan (visual), dan apa yang di lihat dikuatkan oleh audio (pendengaran). Dalam arti kata pada pembelajara seperti ini sudah di ikuti oleh reinforcement yang sangat membantu bagi pemahaman anak didik terhadap materi pembelajaran. Proes pembelajaran pada dasarnya merupakan pemberian stimulus-stimulus kepada anak didik, agar terjadinya respons yang positif pada diri peserta didik. Kesediaan dan kesiapan mereka dalam mengikuti proses demi proses dalam pembelajan akan mampu menimbulkan respon yang baik terhadap stimulus yang mereka terima dalam proes pembelajaran. Respon akan menjadi kuat jika stimulusnya juga kuat. Ulangan-ulangan terhadap stimulus dapat memperlancar hubungan antara stimulus dan respns, sehingga respons yang ditimbulkan akan menjadi kuat. Hal ini akan memberi kesan yang kuat pula pada diri peserta didik, sehingga mereka akan mampu mempertahankan respons tersebut dalam memoriy (ingatan) nya. Oleh sebab itu teknologi, media dan bahan ajar memang sangat dibutuhkan dan bisa dikatakan sebagai pendamping dalam pembelajaran sejarah kebudayaan Islam. Maka dari itu kalau nanti saya kambali ke madrasah, insya Allah saya akan mulai menggunakan teknologi, media, dan bahan ajar untuk pembelajaran sejarah kebudayaan Islam. Dan apa yang saya peroleh di pendidikan profesi guru ini, juga akan saya terapkan di madrasah saya, sehingga peserta didik saya tidak jenuh dan selalu senang dalam mengikuti pembelajaran saya khususnya sejarah kebudayaan Islam. Dan tidak hanya itu saja, nanti saya akan mengajak semua rekan guru untuk menggunakan teknologi, media, dan bahan ajar sebagai pendamping dan sekaligus di terapkan dalam pembelajaran. Sehingga madrasah kami walaupun ada di pinggiran, dan para peserta didiknya rata-rata berkemampuan rendah akan mampu bersaing dengan sekolah yang ada dilingkungan sekitar kami.

No comments:

Post a Comment